Selasa, 29 November 2011

Tips Hidup SEHAT

Cuaca ekstrem dan tidak menentu seperti sekarang ini bisa membuat sistem pertahanan tubuh melemah.

Berikut ini adalah 10 tips agar tidak tertular penyakit, dikutip dari Askmen, Rabu (12/5/2010).
1. Istirahat yang cukup
Kurang tidur sering dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental, termasuk berkurangnya sistem imun tubuh. Meski tidak ada penjelasan yang pasti tentang kaitannya dengan sistem imun, namun bisa dipastikan orang yang kurang tidur lebih mudah terserang penyakit. Karena itu jika punya keluhan kesehatan yang tidak jelas penyebabnya, cobalah perbaiki pola tidur.
2. Bersihkan permukaan seluruh perabot
Meskipun virus lebih banyak menular secara langsung dari orang ke orang, bukan tidak mungkin kontak tidak langsung melalui berbagai perabotan juga bisa menularkannya. Permukaan meja, keran air, gagang telepon dan pegangan pintu harus sering-sering dibersihkan karena sering bersentuhan dengan tangan. Beberapa virus dan kuman penyakit bisa bertahan hidup di sana selama beberapa jam, bahkan beberapa hari.
3. Hindari ‘party” saat musim penyakit
Bukan party namanya jika tidak ada alkohol, rokok dan mungkin obat-obat stimulansia. Bukan party juga namanya jika tidak bergadang sampai pagi. Padahal semuanya itu dapat melemahkan sistem imun, sehingga tubuh mudah terserang penyakit. Jika sesekali ingin ikut party tanpa ada risiko tertular penyakit, pastikan tidak ada yang sedang flu di tempat tersebut.
4. Jangan berbagi-pakai barang pribadi
Ketika masih kecil, berbagi-pakai barang pribadi seperti gelas dan piring dengan sesama teman mempunyai nilai-nilai dan kebahagiaan tersendiri. Sekarang, singkirkan jauh-jauh pola pikir seperti anak kecil itu dan bersikaplah sedikit egois untuk barang-barang yang bersentuhan dengan mulut. Sikat gigi, rokok, makanan, dan minuman mudah menularkan kuman penyakit jika digunakan bersama-sama.
5. Cukupi kebutuhan cairan
Bukan hanya saat sakit, mengonsumsi air banyak-banyak juga perlu dilakukan saat sehat untuk mencegah sakit. Lebih dari 60 persen tubuh manusia terdiri dari air yang fungsinya antara lain mengantarkan nutrisi ke sel sekaligus melarutkan racun-racun dalam tubuh.
6. Makanlah sayur dan buah-buahan yang berwarna warni
Tanpa perlu disadari, setiap saat tubuh selalu memberikan perlawanan terhadap infeksi berbagai virus dan kuman penyakit. Agar fungsi sistem imun tetap terjaga, berikan cukup nutrisi berupa vitamin dan mineral. Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber nutrisi yang cukup lengkap. Semakin gelap dan berwarna-warni, umumnya kandungan nutrisinya semakin banyak.
7. Berolahraga
Tak sekedar membuat tubuh merasa segar bugar, berbagai penelitian telah membuktikan secara ilmiah bahwa olahraga seringan apapun asalkan dilakukan secara rutin dapat memperbaiki sistem imun. Belum diketahui pasti bagaimana mekanismenya, namun diduga olahraga secara rutin mencegah terjadinya inflamasi molekul dalam sel yang menyebabkan rusaknya sistem imun.
8. Jauhi orang sakit
Ini adalah tips paling sederhana yang tidak butuh banyak penjelasan. Sebagian besar virus flu menular melalui kontak langsung dari orang ke orang sehingga cukup masuk akal jika menghindari orang sakit flu dapat mencegah penularannya. Jika mendengar ada rekan kerja pilek atau bersin-bersin, kembalilah segera ke meja kerja dan bersihkan tangan sesering mungkin.
9. Jangan sembarangan menyentuh muka
Muka atau wajah mempunyai begitu banyak pintu masuk bagi kuman penyakit. Tidak hanya melalui hidung atau mulut, kuman bahkan bisa masuk melalui celah-celah yang tak terduga misalnya mata. Untuk mengurangi risiko masuknya kuman, jangan menjilat tangan maupun memakainyanya untuk menggosok hidung dan mata sekalipun gatal.
10. Jaga kebersihan tangan
Anjuran untuk mencuci tangan bisa ditemui di mana saja, karena memang efektif menekan risiko penularan penyakit. Kuman ada di mana-mana, dan terbawa ketika tangan menyentuh sesuatu. Karena itu sebelum menyentuh wajah dan memberi kesempatan kepada para kuman untuk berpesta, cucilah tangan dengan sabun atau minimal air yang mengalir.

ADAT ISTIADAT DALAM KEHIDUPAN DI MASYARAKAT


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan rahmad, taufik serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas ISBD ini yang mengenai “Adat Istiadat dalam Kehidupan di Masyarakat ”ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tugas ini kami susun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ISBD,  dengan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang luas kepada kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
1.      Bpk.Drs. Suparman, mm selaku dosen pembimbing mata kuliah ISBD yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
2.      Teman-teman yang telah mendukung kami hingga terselesainya tugas ini.
Di dalam tugas ini kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat kami harapkan semoga makalah ini dapat membangun dan bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Tulungagung,  November 2011

                                                                          
                                                                                    Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku,agama,ras,budaya dan bahasa daerah. Indonesia meliliki lebih dari 300 suku bangsa. Dimana setiap suku bangsa memiliki adat istiadat yang berbeda- beda di dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang berbeda,mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku. Itu menyebabkan pertentangan\ketidakseimbangan dalam suatu negara(disintegrasi), apalagi dalam adat istiadat yang berbeda. Atas uraian-uraian tersebut kami membahas masalah tentang “ADAT ISTIADAT dalam KEHIDUPAN di MASYARAKAT”. Dalam hal ini kami ingin menjelaskan tentang adat istiadat dalam kehidupan di masyarakat tersebut.

1.2  Tujuan

1.2.1        Menjelaskan pengertian adat istiadat dalam kehidupan di masyarakat.
1.2.2        Mengetahui permasalahn yang ditimbulkan dari adat istiadat dalam kehidupan di masyarakat
1.2.3        Mengetahui cara mengatasi masalah yang ditumbulkan dari adat istiadat dalam kehidupan di masyarakat.
1.2.4        Memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai adat istiadat kehidupan di masyarakat.
1.2.5        Memenuhi tugas mata kuliah ISBD



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Adat Istiadat dalam Kehidupan di Masyarakat
Adat istiadat adalah kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, pola perilaku, norma-norma dan preferensi-preferensi yang mengatur tindakan kolektif yang diwariskan dari generasi satu ke generasi lain (Kamus Hukum & Glosarium Otonomi Daerah/Vera Jasini Putri.-Jakarta: FNS, 2003).
Adat istiadat (custom) secara harfiah berarti praktek–praktek berdasarkan kebiasaan, baik perorangan maupun kelompok (Machmud 2007:180). Adat istiadat adalah bentuk konvensional perilaku orang dalam situasi–situasi tertentu, yang mencakup: metode–metode kerja yang diterima, relasi timbal balik antara anggota dalam kehidupan setiap hari dan dalam keluarga; tatacara diplomatik, agama dan tindakan–tindakan yang mencerminkan ciri–ciri spesifik kehidupan suatu suku, kelas, masyarakat. Adat istiadat mempunyai kekuatan dari suatu kebiasaan sosial dan mempengaruhi perilaku seseorang sehingga secara moral dapat dievaluasi.
Adat adalah aturan dan perbuatan yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala (Kamus umum bahasa Indonesia). Timbulnya adat berawal dari usaha orang-orang dalam suatu masyarakat di daerah yang menginginkan terciptanya ketertiban di masyarakat. Adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke generasi sebagai warisan sehingga kuat hubungan dan penyatuannya dengan pola – pola perilaku masyarakat.
Adat Istiadat adalah aneka kelaziman dalam suatu nagari yang mengikuti pasang naik dan pasang surut situasi masyarakat. Kelaziman ini pada umumnya menyangkut pengejawatahan unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara keramaian anak nagari, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan, pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung.
Jadi Adat istiadat dalam kehidupan masyarakat dapat diartikan sebagai berikut :
1.      Sekelompok orang yang hidup dengan tradisi dan budaya – budaya tertentu, adat istiadat yang sudah ada sebelumnya, yang tidak terpengaruhi oleh perubahan zaman karena mereka merasa cukup dengan kehidupan dan penghidupan yang mereka jalani secepat apapun evolusi kebudayaan pada masa tersebut.
2.      Masyarakat yang kehidupannya masih dipegang teguh oleh adat istiadat lama yang mereka miliki. Yang dimaksut adat istiadat disini adalah adanya suatu aturan baku mencangkup segala konsep budaya yang di dalamnya terdapat aturan terhadap tingkah laku dan perbuatan manusia dalam menjalani kehidupan.

2.1 Permasalahan yang Ditimbulkan
Posisi adat-istiadat yang selama ini menjadi pedoman dalam pengatur tata kelakuan manusia telah diambil alih posisinya oleh sistem nilai yang baru. Sedangkan struktur masyarakat adat telah pula cenderung berubah menuju masyarakat moderen. Perubahan ini ditandai dengan timbulnya kenyataan-kenyataan dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut:
1.      Sistem nilai budaya atau adat istiadat lokal yang selama ini mengatur tata kelakuan hidup manusia telah kehilangan legitimasinya sehingga posisi adat-istiadat telah diganti oleh hukum positif dan politik yang dikendalikan negara.
2.      Nilai-nilai kepercayaan yang bersumber dari agama mulai luntur dan posisinya telah diganti oleh nilai-nilai ilmu pengetahuan yang sekuler.
3.      Di dalam masyarakat telah mulai luntur nilai gotong-royong dan diganti dengan nilai individualistis yang mengancam akhlak manusia.
2.3 Mengatasi masalah yang Ditimbulkan

Munculnya 3 (tiga) masalah tersebut di atas menandaskan kepada kita untuk membentuk gerakan kembali ke adat. Bahwa Gerakan Kembali ke Adat adalah gerakan moral yang berisi cita-cita moral agar segenap komponen masyarakat dapat melestarikan nilai budaya (adat-istiadat) masyarakat yang bernilai tinggi. Sehingga dampak negatif dari perubahan dan globalisasi tidak mengikis habis bangunan moral masyarakat lokal. Paling tidak, gerakan ini akan memperingatkan kepada kita untuk tetap memelihara unsur-unsur budaya dan adat istiadat masyarakat lokal supaya terhindar dari kepunahan. Oleh karena itu, Gerakan Kembali ke Adat sebenarnya juga berisikan cita-cita moral sebagai berikut:
1.      Mencegah kepunahan adat-istiadat.
2.      Mempertahankan adat-istiadat yang bernilai luhur serta mendukung terwujudnya ketertiban, kerukunan, kedamaian, kesetiakawanan dan kesejahteraan sosial masyarakat.
3.      Mendukung (tidak anti) proses perubahan dalam masyarakat.













BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adat istiadat atau tradisi lahir dari tingkah laku manusia yang termanivestasikan dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Dimana masyarakat didalam kehidupannya masih memegang teguh adat istiadat lama yang mereka miliki. Munculnya masalah adat istiadat di dalam masyarakat yang menjunjung adat istiadat berubah menjadi cenderung berubah menuju masyarakat modern. Dan akibat munculnya masalah itu munculah ide untuk membuat gerakan kembali ke adat agar masyarakat dapat melestarikan nilai budaya (adat-istiadat) masyarakat yang bernilai tinggi.
3.2 Saran
Sebagai generasi muda kita harus melestarikan adat istiadat yang ada di dalam masyarakat. Adat istiadat merupakan sesuatu hal yang sangat berharga dalam suatu kelompok masyarakat, olehnya itu penulis menyarankan agar setiap masyarakat mempertahankan, menjaga dan memelihara adat istiadat tersebut agar tetap ada sampai kapanpun.










DAFTAR PUSTAKA


Fauzi, M.Latif. 2007. “Hukum Adat dan Perubahan Sosial”. http://mlatiffauzi.wordpress.com (22 November 2009).
Setiadi, Elly M. dkk. 2005. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group
Lubis, Lysna dkk. 2010. Bahan ajar ilmu sosial dan budaya. Jakarta : Universitas NegeriJakart